MALANG – Tim Trauma Healing Polres Malang mendatangi rumah VE (8), anak perempuan yang diduga menjadi korban percobaan penculikan anak.
Rombongan tim dipimpin Kompol Nunung Anggraeni tiba di rumah VE di Dusun Panggungrejo, Desa Baturetno, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (1/2/2023).
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana melalui Kasihumas Polres Malang IPTU Ahmad Taufik mengatakan, pihaknya menyiapkan tim trauma healing untuk mendampingi VE usai kejadian dugaan percobaan penculikan terhadapnya, Senin (30/1) lalu.
“Kami menerjunkan sebanyak 4 personel untuk melaksanakan trauma healing kepada VE,” kata Taufik saat ditemui di Polres Malang, Rabu (1/2).
Taufik menjelaskan, selain memberikan pemulihan psikis dan menghilangkan rasa cemas, tujuan menerjunkan tim Trauma Healing ini untuk memberikan motivasi VE untuk bisa menjalani aktvitas kembali.
Ketika bertemu VE, Tim yang datang mencoba membuka komunikasi dengan konsep yang berbeda, yaitu dengan memberi hadiah boneka kesukaannya. Kemudian Tim juga mengajaknya bermain dengan permainan, bercerita, dan bernyanyi.
“Awalnya VE sempat takut karena trauma ketika bertemu dengan orang asing, namun setelah pendekatan oleh Tim, dia bisa kembali ceria dan bergurau,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Taufik, tim konselor memberikan trauma healing dengan konsep penguatan mental terhadap anak yang terdampak trauma dengan mengajaknya mengutarakan isi hati yang dirasakan. Dengan demikian secara perlahan rasa percaya diri bisa tumbuh tidak takut lagi.
“Penanganan trauma healing kepada anak berbeda dengan orang dewasa, kehati-hatian perlu dikedepankan agar bayang-bayang trauma tidak terbawa hingga dewasa nanti,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, personel yang berkunjung juga memberikan tas, buku, alat tulis hingga mainan. Tim juga menyampaikan edukasi terkait kewaspadaan ketika bertemu dengan orang asing yang tidak dikenal.
Tim juga menghimbau kepada warga sekitar agar tidak takut dan was-was berlebihan. Polisi meyakinkan pada warga bahwa mereka tidak sendiri, ada Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang akan selalu turun mendampingi warga.
“Tim konselor memberikan upaya terbaik untuk penanganan trauma terhadap anak, semoga apa yang kami lakukan bisa membuat VE lebih percaya diri dan tidak takut lagi untuk bersekolah,” pungkasnya.
Sementara itu, ayah VE, Adi Arba’un Mustakim (29), mengucapkan terimakasih kepada pihak kepolisian yang telah datang memberikan penanganan psikologis. Dia mengaku senang karena ada perhatian dari kepolisian selain penyelidikan terhadap kasus dugaan percobaan penculikan yang dialami putrinya.
“Terimakasih kepada bapak ibu polisi yang telah datang untuk membantu anak kami,” ujarnya. (u-hmsresma)
Discussion about this post